Pria dan wanita adalah dua insan yang berbeda. Termasuk juga ketika menghadapi permasalahan. Tetapi, sering kali suami tak memahami istrinya.
Ketika seorang istri curhat kepadanya, suami mengira istrinya terlalu banyak bicara, cerewet, atau bahkan mengganggu. Padahal, curhatnya istri kepada suami yaitu tanda cinta.
Seorang wanita, saat menghadapi permasalahan atau kelelahan, ia akan bicara pada orang yang dipercayainya supaya memperoleh kelegaan. Ia akan menceritakan panjang lebar masalahnya dan kemudian ia akan terasa lebih baik.
Berbeda dengan pria yang condong ingin merampungkan masalahnya seorang diri, wanita menyelesaikan masalahnya pertama-tama dengan cara berbagi perasaan. Untuk wanita, membagi kesulitan dengan orang lain adalah tanda cinta serta kepercayaan. Jadi saat istri Anda sering bercerita pada Anda, ketahuilah bahwa itu yaitu tanda cinta. Bukan lantaran istri Anda cerewet, bukan lantaran istri Anda orang yang lemah, bukan lantaran istri Anda mau mengganggu. Ia lagi tengah berupaya memperoleh kelegaan.
Untuk seorang wanita, menceritakan permasalahan yang dihadapinya bukanlah beban. Wanita tak malu-malu memiliki masalah, tak seperti pria yang menaruh sendiri permasalahannya kecuali bila betul-betul memerlukan pertolongan serta himbauan dari orang yang “ahli”. Wanita tak berorientasi pada hasil serta prestasi seperti pria, namun berorientasi pada hubungan dan cinta.
Saat wanita banyak sharing cerita pada suami, sebenarnya itu adalah tanda bahwa ia menyukai serta mempercayai suaminya. Yang ia butuhkan sesungguhnya hanya didengarkan. Didengarkan sebaik-baiknya, bukan diacuhkan, dikomentari, terlebih dipotong dengan “solusi” sebelum ceritanya selesai.
Ketika istri baru mulai cerita lalu suami berkomentar :
“Kamu kan sudah cerita permasalahan itu sebelumnya”
“Ini sudah ke empat kalinya”
“Yah, lagi-lagi permasalahan yang ini”
Itu adalah kesalahan pertama. Menyela.
Kesalahan kedua yang umum dilakukan suami, ia berorientasi memecahkan permasalahan yang dikisahkan oleh istrinya padahal sang istri cuma perlu didengarkan. Umpamanya istri mengeluhkan betapa capek dirinya setelah seharian beraktifitas.
“Hari ini aku capek sekali”
“Mestinya kamu tidak usah ikut pengajian dan rapat. Cukup salah satunya saja”
“Tapi aku suka. Pengajian dapat pengetahuan, rapat juga untuk melebarkan sayap dakwah. Hanya saja tadi tempatnya berjauhan”
“Kamu usul lah supaya dijadikan satu tempat”
“Kasihan ibu-ibu panitianya beda”
“Ya kalau gitu nggak usah mengeluh”
“Aku nggak mengeluh”
“Lha tadi apa? ”
“Ah, kamu selalu nggak bisa mendengarkan curhatku”
“Aku kan sekarang sedang mendengarkan. Bila nggak mendengarkan, aku tidak mungkin dapat ngasih saran kan”
Akhirnya pertengkaran tak dapat dihindarkan.
Para suami… mari mengerti bahwa pria dan wanita tidaklah sama. Dan saat istri Anda sedang bercerita, yang ia butuhkan hanya didengarkan. Selanjutnya dukungan.
Semoga bermanfaat
Ketika seorang istri curhat kepadanya, suami mengira istrinya terlalu banyak bicara, cerewet, atau bahkan mengganggu. Padahal, curhatnya istri kepada suami yaitu tanda cinta.
Seorang wanita, saat menghadapi permasalahan atau kelelahan, ia akan bicara pada orang yang dipercayainya supaya memperoleh kelegaan. Ia akan menceritakan panjang lebar masalahnya dan kemudian ia akan terasa lebih baik.
Berbeda dengan pria yang condong ingin merampungkan masalahnya seorang diri, wanita menyelesaikan masalahnya pertama-tama dengan cara berbagi perasaan. Untuk wanita, membagi kesulitan dengan orang lain adalah tanda cinta serta kepercayaan. Jadi saat istri Anda sering bercerita pada Anda, ketahuilah bahwa itu yaitu tanda cinta. Bukan lantaran istri Anda cerewet, bukan lantaran istri Anda orang yang lemah, bukan lantaran istri Anda mau mengganggu. Ia lagi tengah berupaya memperoleh kelegaan.
Untuk seorang wanita, menceritakan permasalahan yang dihadapinya bukanlah beban. Wanita tak malu-malu memiliki masalah, tak seperti pria yang menaruh sendiri permasalahannya kecuali bila betul-betul memerlukan pertolongan serta himbauan dari orang yang “ahli”. Wanita tak berorientasi pada hasil serta prestasi seperti pria, namun berorientasi pada hubungan dan cinta.
Saat wanita banyak sharing cerita pada suami, sebenarnya itu adalah tanda bahwa ia menyukai serta mempercayai suaminya. Yang ia butuhkan sesungguhnya hanya didengarkan. Didengarkan sebaik-baiknya, bukan diacuhkan, dikomentari, terlebih dipotong dengan “solusi” sebelum ceritanya selesai.
Ketika istri baru mulai cerita lalu suami berkomentar :
“Kamu kan sudah cerita permasalahan itu sebelumnya”
“Ini sudah ke empat kalinya”
“Yah, lagi-lagi permasalahan yang ini”
Itu adalah kesalahan pertama. Menyela.
Kesalahan kedua yang umum dilakukan suami, ia berorientasi memecahkan permasalahan yang dikisahkan oleh istrinya padahal sang istri cuma perlu didengarkan. Umpamanya istri mengeluhkan betapa capek dirinya setelah seharian beraktifitas.
“Hari ini aku capek sekali”
“Mestinya kamu tidak usah ikut pengajian dan rapat. Cukup salah satunya saja”
“Tapi aku suka. Pengajian dapat pengetahuan, rapat juga untuk melebarkan sayap dakwah. Hanya saja tadi tempatnya berjauhan”
“Kamu usul lah supaya dijadikan satu tempat”
“Kasihan ibu-ibu panitianya beda”
“Ya kalau gitu nggak usah mengeluh”
“Aku nggak mengeluh”
“Lha tadi apa? ”
“Ah, kamu selalu nggak bisa mendengarkan curhatku”
“Aku kan sekarang sedang mendengarkan. Bila nggak mendengarkan, aku tidak mungkin dapat ngasih saran kan”
Akhirnya pertengkaran tak dapat dihindarkan.
Para suami… mari mengerti bahwa pria dan wanita tidaklah sama. Dan saat istri Anda sedang bercerita, yang ia butuhkan hanya didengarkan. Selanjutnya dukungan.
Semoga bermanfaat
Blogger Comment