3 beras berbahaya
Mahasiswa Doktoral Teknologi Nano di Beijing mengatakan, pada intinya ada tiga jenis beras yang harus d iwaspadai.
1.Beras imitasi,
2. beras oplosan dan
3. beras beracun plastik
Rika Budi, seorang Mahasiswa Doktoral Indonesia bidang teknologi nono yang menempuh pendidikan di Beijing, China, menguatarakan pendapat ilmiahnya tentang beras sintetis atau beras plastik.
beras imitasi atau beras sintetis terdiri dari pelet plastik, yakni plastik yang di-ekstrusi, dibentuk dengan ukuran seperti beras. “Beras jenis ini mudah dikenali, karena memang plastik,cara mudah untuk mendeteki keaslian beras.
“Cara mengujinya sederhana. Bakar sampel beras tersebut, lihat hasilnya apakah meleleh atau tidak. Jika meleleh itu berarti beras palsu
Beras imitasi juga bisa terbuat dari bahan-bahan organik seperti ampas singkong, ampas kelapa, nasi akik, dan jagung, yang direkatkan dengan tepung tapioka atau tepung sagu.
“Campuran organik itu, kemudian dicetak seperti butiran beras, dan dipasarkan layaknya beras asli, dengan tingkatan warna bulir yang beragam, mulai dari putih pucat hingga kecoklatan, seperti tampilan beras merah,
“Kalau beras asli biasa meresap air, tapi ini yang palsu malah mengeluarkan air. Saat dimakan rasanya aneh,
beras imitasi jenis ini dengan beras asli, kata Budi, dapat dilihat saat beras direndam dan dimasak.
Saat direndam beras imitasi akan larut dengan sendirinya terutama ketika diaduk buihnya akan banyak. Saat dimasak beras imitasi ini menggumpal dan berbau, selain itu bulir beras jenis ini sangat rapuh karena mudah pecah saat ditekan tangan
yang berbahaya beras yang dibuat dari bahan serupa, tapi dilekatkan dengan bahan-bahan lem atau lelehan plastik.
“Beras jenis ini mudah sekali dikenali karena saat dimasak menggumpal dan berbau lem atau plastik. Ini jelas berbahaya
bahkan hasil tes dari Sucofindo menyatakan
“Kami lakukan pengujian menggunakan alat pertama, kami screening dengan alat spektrum infrared untuk melihat apa terdapat senyawa yang kita suspect. Ternyata ada spektrum yang identik dengan spektrum yang dimiliki senyawa polyvinyl chloride, di mana ini adalah senyawa yang digunakan pipa, kabel, dan lantai,” ujar Kepala Bagian Pengujian Laboratorium PT Succofindo
Berdasarkan hasil tes tersebut, beras itu juga mengandung plastiser plastik seperti Benzyl Butyl Phtalate (BBT), Bis 2-ethylhexyl Phtalate (DEHP), dan Diisononyl Phtalate (DNIP).
2.beras oplosan yakni beras asli yang dioplos dengan beras dari bahan plastik. “Ini mudah dikenali, karena beras asli akan mengendap saat direndam, dan beras plastik akan mengambang
3.beras beracun bahan plastik, yakni beras asli yang disiram atau dilapisi bahan pembuat plastik. Biasanya beras disiram dilapisi plastik agar awet, terutama untuk pengiriman dan penyimpanan yang lebih lama
http://www.sehatitunikmat.com/2016/02/waspadalah-3-jenis-beras-yang.html
http://www.kesehatanonline12.com/2016/03/waspadalah-3-jenis-beras-yang.html
Mahasiswa Doktoral Teknologi Nano di Beijing mengatakan, pada intinya ada tiga jenis beras yang harus d iwaspadai.
1.Beras imitasi,
2. beras oplosan dan
3. beras beracun plastik
Rika Budi, seorang Mahasiswa Doktoral Indonesia bidang teknologi nono yang menempuh pendidikan di Beijing, China, menguatarakan pendapat ilmiahnya tentang beras sintetis atau beras plastik.
beras imitasi atau beras sintetis terdiri dari pelet plastik, yakni plastik yang di-ekstrusi, dibentuk dengan ukuran seperti beras. “Beras jenis ini mudah dikenali, karena memang plastik,cara mudah untuk mendeteki keaslian beras.
“Cara mengujinya sederhana. Bakar sampel beras tersebut, lihat hasilnya apakah meleleh atau tidak. Jika meleleh itu berarti beras palsu
Beras imitasi juga bisa terbuat dari bahan-bahan organik seperti ampas singkong, ampas kelapa, nasi akik, dan jagung, yang direkatkan dengan tepung tapioka atau tepung sagu.
“Campuran organik itu, kemudian dicetak seperti butiran beras, dan dipasarkan layaknya beras asli, dengan tingkatan warna bulir yang beragam, mulai dari putih pucat hingga kecoklatan, seperti tampilan beras merah,
“Kalau beras asli biasa meresap air, tapi ini yang palsu malah mengeluarkan air. Saat dimakan rasanya aneh,
beras imitasi jenis ini dengan beras asli, kata Budi, dapat dilihat saat beras direndam dan dimasak.
Saat direndam beras imitasi akan larut dengan sendirinya terutama ketika diaduk buihnya akan banyak. Saat dimasak beras imitasi ini menggumpal dan berbau, selain itu bulir beras jenis ini sangat rapuh karena mudah pecah saat ditekan tangan
yang berbahaya beras yang dibuat dari bahan serupa, tapi dilekatkan dengan bahan-bahan lem atau lelehan plastik.
“Beras jenis ini mudah sekali dikenali karena saat dimasak menggumpal dan berbau lem atau plastik. Ini jelas berbahaya
bahkan hasil tes dari Sucofindo menyatakan
“Kami lakukan pengujian menggunakan alat pertama, kami screening dengan alat spektrum infrared untuk melihat apa terdapat senyawa yang kita suspect. Ternyata ada spektrum yang identik dengan spektrum yang dimiliki senyawa polyvinyl chloride, di mana ini adalah senyawa yang digunakan pipa, kabel, dan lantai,” ujar Kepala Bagian Pengujian Laboratorium PT Succofindo
Berdasarkan hasil tes tersebut, beras itu juga mengandung plastiser plastik seperti Benzyl Butyl Phtalate (BBT), Bis 2-ethylhexyl Phtalate (DEHP), dan Diisononyl Phtalate (DNIP).
2.beras oplosan yakni beras asli yang dioplos dengan beras dari bahan plastik. “Ini mudah dikenali, karena beras asli akan mengendap saat direndam, dan beras plastik akan mengambang
3.beras beracun bahan plastik, yakni beras asli yang disiram atau dilapisi bahan pembuat plastik. Biasanya beras disiram dilapisi plastik agar awet, terutama untuk pengiriman dan penyimpanan yang lebih lama
http://www.sehatitunikmat.com/2016/02/waspadalah-3-jenis-beras-yang.html
http://www.kesehatanonline12.com/2016/03/waspadalah-3-jenis-beras-yang.html
Blogger Comment