Mengkonsumsi air dengan campuran es batu memang menyegarkan, terlebih di saat panas sinar matahari. Tetapi, Anda perlu hati-hati dikarenakan saat ini es batu apalagi yang di sediakan di warung-warung tepi jalan tak bisa dijamin kebersihannya.
Air yg tercemar bakteri bisa mengakibatkan diare bahkan pendarahan waktu Anda pipis ataupun buang air besar. Pendarahan terjadi saat es batu mengandung bakteri Enterohaemorrhagic Escherichia coli mengakibatkan penyakit.
E. coli jenis ini dapat menyebabkan pendarahan waktu buang air besar serta air kecil lantaran hemolisis. Bahkan dapat menyebabkan gagal ginjal, jelas Dekan Fakultas Kesehatan Orang-orang Universitas Indonesia, Dr. dr. Agustin Kusumayati, M. Sc, seperti dikutip dari Doktersehat. com.
Meski demikian, kata Agustin, kasus seperti ini jarang. Yg biasanya terjadi es batu yang terkontaminasi bakteri Escherichia coli serta salmonella lantaran sumber air yang digunakan tak aman.
Bakteri ini tak berdampak kronik pada tubuh, tetapi akut. Berarti segera terjadi infeksi. Bisa dengan muntah atau diare, jelas Agustin.
Ia juga mengingatkan, es batu merupakan makanan yang berisiko tinggi menularkan banyak penyakit. Saat telah terkontaminasi bakteri, Anda tak dapat melakukan apa pun. Walaupun es batu dicuci bersih, bakteri di dalamnya terus hidup.
Ini berbeda perihal dengan tomat yg berpestisida. " Tomat ini kan bisa dicuci hingga bersih hingga pestisidanya hilang, " terang Agustin.
Bakteri tidak akan mati dalam suhu dingin di freezer. Jadi, bakteri tidak berkembang di suhu dingin, saat mencair bisa hidup lagi yang dapat menyebabkan sakit.
Karena itu, ia menyarankan supaya Anda yang tengah melakukan perjalanan jauh menghindari mengonsumsi es batu. Lebih baik mengonsumsi minuman dingin karena tersimpan dalam lemari es.
Air yg tercemar bakteri bisa mengakibatkan diare bahkan pendarahan waktu Anda pipis ataupun buang air besar. Pendarahan terjadi saat es batu mengandung bakteri Enterohaemorrhagic Escherichia coli mengakibatkan penyakit.
E. coli jenis ini dapat menyebabkan pendarahan waktu buang air besar serta air kecil lantaran hemolisis. Bahkan dapat menyebabkan gagal ginjal, jelas Dekan Fakultas Kesehatan Orang-orang Universitas Indonesia, Dr. dr. Agustin Kusumayati, M. Sc, seperti dikutip dari Doktersehat. com.
Meski demikian, kata Agustin, kasus seperti ini jarang. Yg biasanya terjadi es batu yang terkontaminasi bakteri Escherichia coli serta salmonella lantaran sumber air yang digunakan tak aman.
Bakteri ini tak berdampak kronik pada tubuh, tetapi akut. Berarti segera terjadi infeksi. Bisa dengan muntah atau diare, jelas Agustin.
Ia juga mengingatkan, es batu merupakan makanan yang berisiko tinggi menularkan banyak penyakit. Saat telah terkontaminasi bakteri, Anda tak dapat melakukan apa pun. Walaupun es batu dicuci bersih, bakteri di dalamnya terus hidup.
Ini berbeda perihal dengan tomat yg berpestisida. " Tomat ini kan bisa dicuci hingga bersih hingga pestisidanya hilang, " terang Agustin.
Bakteri tidak akan mati dalam suhu dingin di freezer. Jadi, bakteri tidak berkembang di suhu dingin, saat mencair bisa hidup lagi yang dapat menyebabkan sakit.
Karena itu, ia menyarankan supaya Anda yang tengah melakukan perjalanan jauh menghindari mengonsumsi es batu. Lebih baik mengonsumsi minuman dingin karena tersimpan dalam lemari es.
Blogger Comment